..:: Cebisan Kenangan ::..

Monday, July 28, 2008

..::Mewaspadai Lisan::..

Lisan, bentuknya memang relatif kecil bila dibandingkan dengan anggota tubuh yang lain, namun ternyata memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Celaka dan bahagia ternyata tak lepas dari bagaimana manusia memanajemen lidahnya. Bila lidah tak terkendali, dibiarkan berucap sekehendaknya, alamat kesengsaraan akan segera menjelang. Sebaliknya bila ia terkelola dengan baik , hemat dalam berkata, dan memilih perkataan yang baik-baik, maka sebuah alamat akan datangnya banyak kebaikan..

Di saat kita hendak berkata-kata, tentunya kita harus berpikir untuk memilihkan hal-hal yang baik untuk lidah kita. Bila sulit mendapat kata yang indah dan tepat maka ahsan (mendingan) diam. Inilah realisasi dari sabda Rasulullah sholallohu alaihi wasalam

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam ( HR Muslim )

di samping itu kita pun harus paham betul manakah lahan-medan kejelekan sehingga lidah kita tidak keliru memijaknya. Kita harus tahu apakah sebuah hal termasuk dalam bagian dosa bagi lidah kita atau tidak? Bila kita telah tahu , tentunya kita bersegera untuk meninggalkannya.

Diantara medan-medan dosa bagi lidah kita antara lain..

*
Ghibah
Ghibah bila didefinisikan maka seperti yang diungkapkan oleh Rasulullah sholallohu alaihi wasalam

"Engkau menyebutkan tentang saudaramu, dengan apa-apa yang dia benci" terus bagaimana jika yang kita bicarakan tersebut memang benar-benar ada pada saudara kita? "Jika memang ada padanya apa yang engkau katakan maka engkau telah meng-ghibahinya, dan bila tidak ada padanya maka engkau telah berdusta" (HR. Muslim)

Di dalam Al quran , Allah ta'ala menggambarkan orang yang meng-ghibahi saudaranya seperti orang yang memakan bangkai saudaranya:

"Janganlah kalian saling memata-matai dan jangan mengghibahi antara satu dengan yang lain, sukakah kalian memakan daging saudaranya tentu kalian akan benci" ( Al Hujurat 12)

Tentu sangat menjijikkan makan daging bangkai , semakin menjijkkan lagi apabila yang dimakan adalah daging bangkai manusia , apalagi saudara kita sendiri. Demikianlah ghibah, ia pun sangat menjijkkan sehingga sudah sepantasnya untuk dijauhi dan dan ditinggalkan.

Lebih ngeri bila berbicara tentang ghibah, apabila kita mengetahui balasan yang akan diterima pelakunya. Seperti dikisahkan oleh Rasulullah sholallohu alaihi wasalam di malam mi'rajnya. Beliau menyaksikan suatu kaum yang berkuku tembaga mencakar wajah dan dada mereka sendiri. Rasul pun bertanya tentang keberadaan mereka, maka dijawab bahwa mereka lah orang-orang yang ghibah melanggar kehormatan orang lain.

*
Namimah
Kalau diartikan ia bermakna memindahkan perkataan dari satu kaum kepada kaum yang lain untuk merusak keduanya. Ringkasnya "adu domba". Sehingga Allah mengkisahkan tentang mereka dalam Al-Qur'an. Mereka yang berjalan dengan namimah , menghasut, dan mengumpat. Di sekitar kita orang yang punya profesi sebagai tukang namimah sangat banyak bergentayangan, dan lebih sering di kenal sebagai provokator-kejelekan. Namimah bukan hal yang kecil , bahkan para ulama mengkatagorikannya di dalam dosa besar . Ancaman Rasulullah bagi tukang namimah



" tidak akan masuk surga orang yang mengadu domba (HR Bukhari)

akibat ghibah ini sangat besar sekali, dengannya terkoyak persahabatan saudara karib dan melepaskan ikatan yang telah dikokohkan oleh Allah. Ia pun mengakibatkan kerusakan di muka bumi serta menimbulkan permusuhan dan kebencian.

*
Dusta
Dusta adalah menyelisihi kenyataan atau realita. Dusta bukanlah akhlaq orang yang beriman, bahkan ia melekat pada kepribadian orang munafiq

"Tiga ciri orang munafik, apabila berkata berdusta, apabila berjanji mengingkari dan apabila dipercaya berkhianat (HR Bukhari dan Muslim)

padahal orang munafik balasannya sangat mengerikan "di bawah kerak api neraka" Dusta pun mengantarkan pelakunya kepada kejelekan "Sungguh kedustaan menunjukkan kepada kejelekan dan kejelekan mengantarkan kepada neraka.

..::SILATURRAHIM::..

Rahim secara bahasa berarti rahmah yaitu lembut dan kasih sayang. Tarahamal qaumu artinya saling berkasih sayang.

Imam Al-Azhary berkata yang dimaksud dengan firman Allah: "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". (Al-Anbiya': 107) adalah kasih sayang.

Tarahhama 'alaihi berarti mendoakan seseorang agar mendapatkan rahmat, istarhama berarti memohon-kan rahmat. Rajulun rahumun (orang laki-laki yang penyayang) dan imra'atun rahumun (perempuan yang penyayang). Ar-Rahmah fi bani adam, berarti kelem-butan dan kebaikan hati.

Seseorang dikatakan dekat dengan kerabat apabila dia telah memiliki kasih sayang dan kebaikan sehingga menjadi betapa baik dan sayang. Abu Ishaq berkata: Dikatakan paling dekat rahimnya yaitu orang yang paling dekat kasih sayangnya dan paling dekat hubungan kerabatnya.

Ar-ruhmu dan ar-ruhumu secara bahasa adalah ka-sihan dan simpati. Allah menyebut hujan dengan nama rahmat. Ibnu Sayyidih berkata bahwa yang dimaksud dengan ar-rahim dan ar-rihimu adalah rumah tempat tumbuhnya anak, dan jamaknya arhaam.

Al-Jauhary berkata ar-rahim berarti kerabat.

Imam Ibnu Atsir berkata bahwa dzu rahim adalah orang-orang yang memiliki hubungan kerabat yaitu setiap orang yang memiliki hubungan nasab dengan anda.

Imam Al-Azhary berkata ar-rahim adalah hubung-an dekat antara bapak dan anaknya dengan kasih sayang yang sangat dekat.

Allah Ta'ala berfirman: "Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan sila-turrahim." (An-Nisa': 1)

Orang Arab mengatakan: " Saya ingatkan engkau dengan takut kepada Allah dan hubungan silatur-rahim".

Dalil-dalil

Allah Ta'ala berfirman: "Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling memin-ta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim." (An-Nisa': 1).

Keluarga adalah pondasi utama terbangunnya se-buah lingkungan masyarakat. Dan perekat pertama hubungan antar manusia adalah perekat hubungan yang bernilai rububiyah yang merupakan perekat hubungan yang paling dasar. Allah memuji hubungan manusia karena ikatan kekerabatan. Maka bertakwalah kepada Allah yang kamu saling berjanji dan berikrar dengan keagungan nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain dengan kebesaran nama-Nya dan kamu saling bersumpah satu sama lain dengan nama-Nya. Tumbuh-kanlah nilai takwa di antara kalian agar hubungan kerabat tetap bersambung dan langgeng. Hubungan kerabat adalah hubungan yang sangat penting setelah hubungan rububiyah dan perasaan takut kepada Allah. Kemudian, takut untuk memutuskan silaturrahim, selalu memperhatikan hak-haknya, menjaga kelestarian hu-bungan jangan sampai menghancurkan dan menganiaya kemesraannya, jangan sekali-kali mencoba mengusik dan menyentuh keutuhannya. Berusahalah untuk selalu dekat, cinta, hormat dan memuliakan silaturrahim. Jadikanlah kerinduan dan keteduhan hidup anda di bawah naungan dan kemesraan silaturrahim, Allah berfirman : "Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan meng-awasi kamu". (An-Nisa': 1)

Dan Allah Ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mereka takut kepada Tuhannya". (Ar-Ra'd: 21)

Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan agar kita menyambung hubungan baik dengan orang faqir, hubungan baik dengan tetangga dan hubungan baik dengan kerabat dan sanak famili. Apabila manusia memutuskan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dihubungkan, maka ikatan sosial masyarakat akan hancur berantakan, kerusakan menyebar di setiap tempat, kekacauan terjadi di mana-mana dan gejala sifat egoisme dan mau menang sendiri akan timbul dalam kehidupan sosial. Sehingga setiap individu masyarakat menjalani hidup tanpa petun-juk, seorang tetangga tidak tahu hak bertetangga, se-orang faqir merasakan penderitaan dan kelaparan sendirian dan hubungan kerabat berantakan, sehingga kehidupan manusia berubah menjadi kehidupan hewani serba tidak berharga.

Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, maka hendaklah bersilatur-rahim". (Muttafaq 'alaih)

Nasehat-Nasehat

Hiasilah wahai manusia hubungan kerabatmu dengan ridha Allah, langkah-langkahmu menuju ke tempat tinggal kerabatmu adalah keberkahan dan derajatmu akan tinggi di sisi Allah bila engkau melangkahkan kaki untuk bersilaturrahim. Malaikat rahmah selalu mengiringimu dan merupakan ibadah kepada Allah pada saat engkau bersilaturrahim serta engkau akan mendapatkan pahala dan pengampunan dari Allah. Tatkala engkau mengunjungi bibimu yang sedang sakit berarti engkau telah menghiburnya dan sebagai tanda keberhasilan dalam mendidikmu.

Saudara laki-laki dan saudara perempuan baik sekandung maupun hanya saudara sebapak atau seibu, atau sepersusuan, semuanya hendaklah saling menyayangi, menghormati dan menyambung hubungan kera-bat baik pada saat berdekatan atau berjauhan.

Hubungan persaudaraan khususnya antara saudara laki-laki dengan saudara perempuan memiliki sentuhan yang sangat unik yaitu sentuhan batin yang sangat lembut serta kesetiaan yang sangat dalam dan semakin hari semakin bertambah subur walaupun berjauhan jarak tempatnya.

Wahai saudariku sekandung, Allah mewasiatkan kepadaku agar aku selalu menyambung silaturrahim, secara fitrah kita bersaudara dan dengan Kitabullah kita diperintahkan bersilaturrahim serta Allah mengancam dengan siksa dan celaka bagi orang yang memutuskan hubungan kerabat.

Dari Jubair bin Muth'im bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk Surga orang yang memutuskan hubungan kerabat". (Muttafaq 'alaih)

Menyambung silaturahim dengan paman dan bibi adalah termasuk bagian dari silaturrahim, berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kamu tidak sadar bahwa paman seseorang adalah saudara bapaknya".

Menyambung hubungan kerabat dengan anak pe-rempuan dari saudara perempuan termasuk bersilatur-rahim dengan ibunya dan demikian pula bersilatur-rahim dengan saudara perempuan ibu. Dari Barra' bin Azib bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saudara perempuan ibu (bibi) memiliki keduduk-an seperti ibu". (Muttafaq 'alaih)

Dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saudara perempuan ibu (bibi) adalah ibu". (HR. Ath-Thabrani)

Wanita adalah makhluk yang lemah dan menjadi kuat karena dengan adanya laki-laki. Pada saat saudara laki-laki berkunjung ke rumah saudara perempuan, maka dia bergembira dan berbahagia dengan kunjungan tersebut. Suami dan keluarganya juga ikut bergembira, dengan rasa bangga saudara perempuan tersebut bercerita kepada penduduk kampungnya bahwa saudara laki-laki tersebut datang berkunjung untuk mengetahui keadaan dan kesehatannya dan mereka itulah yang menjadi penopang hidupnya setelah Allah pada saat-saat susah dan kesulitan.

Betapa lezatnya makanan yang datang dari sauda-ra, bapak atau paman serta betapa berharganya hadiah yang datang dari saudara dan kerabat.

Saudara perempuan tersebut mengungkapkan kegembiraan dengan mengucapkan semoga Allah melu-ruskan niatmu wahai saudaraku, semoga Allah senantiasa memberi keselamatan kepada kalian dari setiap musibah, saya sangat berbahagia atas kehadiran kalian dan saya sangat bergembira dan bangga dengan kunjungan kalian di hadapan suami saya dan keluarganya. Wahai saudaraku tatkala kalian masuk ke rumahku seakan ruangan rumahku bercahaya dan seluruh rahasiaku ingin aku ungkapkan serta keadaanku berubah semua. Hadiah yang kalian berikan walaupun sederhana akan tetapi sangat berharga bagiku bukan karena mahalnya akan tetapi pemberian itu dari tangan kalian. Saya merasa bangga dan mulia dari seluruh manusia di dunia ini.

Wahai saudaraku, kunjungan kalian mendatangkan suasana baru bagi hidupku dan saya melihat ruangan rumahku seakan semakin cerah setelah kedatangan kalian. Kegembiraan yang tak mungkin dunia memberikannya kepadaku dan kebahagiaan seakan aku mampu memeluk bintang gejora. Tidak ada saat yang paling bahagia dalam umurku tatkala kalian memuliakan rumahku dengan kunjungan kalian.

Ya Allah saya bersaksi di hadapanMu bahwa sau-dara-saudaraku telah bersilaturrahim, maka sambunglah ya Tuhan Dzat Yang Maha Penyayang.

Wahai saudaraku, kalian hanya sekedar menunaikan kewajiban dan tugas kemasyarakatan, tetapi saya berbahagia selamanya yang tidak mungkin terhargai oleh apa pun.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, maka rahim berdiri dan berkata: Ini adalah kedudukan yang tepat bagi orang yang berlindung dari memutuskan hubungan silaturrahim, Allah Ta'ala berfirman: "Benar, bukankah engkau senang jika Aku menyambung orang yang menyambung silatur-rahim dan saya memutus orang yang memutuskan silaturrahim. Dia berkata: "Ya, Allah Ta'ala berfirman: "Itulah permohonanmu yang Aku kabulkan."

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah jika kalian mau firman Allah Ta'ala (artinya): "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (Muhammad: 22)

Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Rahim bergantung di 'Arsy, lalu berkata: "Barangsiapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskanku, maka Allah akan memutuskannya".

Sesungguhnya orang-orang yang berakal dan berfikir serta berhati yang jernih akan mampu mencerna makna nasihat kebenaran dan kemudian menjadi peringatan baginya.

Allah Ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hari hisab yang buruk". (Ar-Ra'd: 21)

Inilah sifat seorang mukmin, setiap apa-apa yang diperintahkan Allah Ta'ala untuk menghubungkan, maka mereka pun menghubungkan. Mentaati secara sempurna dan istiqamah di atas kebenaran dan berjalan di atas manhaj Kitabullah dan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan mampu menyelamatkan kita dari penyelewengan dan kesesatan.

Orang yang terbiasa tidak menjaga janji Allah dan tidak istiqamah di atas jalan lurus sesuai kehendak Allah, maka dia tidak mungkin mampu memegang janji dan ikatan dengan siapa pun. (Kholid Ar Rasyid)

..::Yang Mengeluarkan Seseorang Dari Islam::..

Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya. Ia juga telah mengutus Muhammad untuk berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga telah mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya maka dia telah mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang menolak dakwahnya maka ia telah tersesat. Dan Allah telah memperingatkan dalam banyak ayat-ayat Al-qur'an tentang hal-hal yang menyebabkan segala jenis kesyirikan, kemurtadan dan kekafiran.

Para ulama telah menerangkan dan membahas hukum seorang muslim yang murtad dari agamanya dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab yang membatalkan keislamannya, yang menyebabkan darah dan hartanya menjadi halal dan Ia dinyatakan keluar dari Islam. Namun yang lebih berbahaya dan sering terjadi adalah 10 hal yang dapat membatalkan keislaman yang disebutkan oleh Syeik Muhammad Bin Abdul Wahab serta ulama lainnya. Dan saya akan menjelaskan secara singkat akan hal ini, agar kita berhati-hati dan mengingatkan orang lain dengn harapan agar kita selamat dari hal-hal tersebut.

1. Syirik dalam beribadah kepada Allah. Firman Allah,

"sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang di kehendaki-Nya." (an Nisa': 116).

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan padanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seseorang penolongpun." (Al Maidah: 72).

Termasuk dalam poin ini adalah berdo'a kepada orang yang sudah mati dan minta bantuan kepada mereka atau bernadzar dan berkurban untuk mereka.

2. Menjadikan sesuatu sebagai perantara dengan Allah dimana seseorang berdo'a dan meminta syafaat serta bertawakal kepada sesuatu tersebut, orang yang berbuat hal seperti ini telah kafir secara ijma'.
3. Siapa yang tidak mengafirkan orang-orang musrik atau meragukan kekafiran mereka atau membenarkan ajaran mereka. Maka orang yang berkeyakinan seperti ini juga telah kafir.
4. Siapa yang meyakini bahwa petunjuk selain Rasulullah saw lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau meyakini bahwa hukum selain hukum beliau lebih baik dari selain hukumnya, seperti orang-orang yang lebih mengutamakan hukum thagut dari hukum Allah, maka orang yang berkeyakinan seperti ini juga telah kafir.
5. Siapa yang membenci sebagian dari ajaran Rasulullah, meskipun ia tetap mengamalkannya, maka ia telah kafir. Berdasarkan firman Allah,

"yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka."

6. Siapa yang memperolok-olok salah satu ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. Atau memperolok-olok pahala dan siksaan yang diperoleh maka ia juga kafir. Dan dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah,

"Katakanlah wahai (Muhammad), 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?' tidak usah kalian minta ma'af, karena kalian kafir sesudah beriman." (At Taubah: 65-66)

7. Perbuatan sihir dengan segala bentuknya. Maka barang siapa yang melakukan perbuatan ini dan meridhainya, maka ia telah kafir. Sebagaimana firman Allah,

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syetan-syetan itulah yang kafir (mengerjakan syihir). Mereka mengajarkan syihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan, 'Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kalian kafir'. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudlarat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudlarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnyaa mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah keuntungan baginya diakhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (Al Baqoroh: 102)

8. Mendukung dan membantu orang-orang musrik untuk mencelakakan kaum muslimin. Hal ini dilandasi oleh firman Allah,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (kalian), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."
(Al Maidah: 51)

9. Orang yang meyakini bahwa ada golongan manusia tertentu yang dibolehkan keluar dari syari'ah Muhammad. Maka orang yang meyakini hal ini telah kafir, berdasarkan firman Allah,

"Di antara ahli kitab ada orang yang jika kalian mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepada kalian dan diantara mereka ada orang yang jika kalian mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepada kalian, kecuali jika kalian selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan, 'tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi.' Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui." (Al Imran: 75)

10. Berpaling dari agama Allah dengan wujud tidak mempelajarinya dan tidak mengamalkannya. Didasarkan pada firman Allah,

"Dan siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat tuhan-Nya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." (As Sajdah: 32).

Dan tidak ada perbedaan antara pelaku-pelaku sepuluh hal tersebut diatas, baik ia dalam keadaan main-main, bersungguh-sungguh, atau karena takut ketika melakukannya -kecuali orang yang dipaksa untuk melakukannya-. Semuanya adalah bahaya yang sangat besar dan sangat sering terjadi. Maka hendaknya setiap muslim dapat menghindarinya dan selalu menghawatirkan dirinya dari hal-hal tersebut. Kita kemudian berlindung kepada Allah dari segala sesuatu yang dapat mendatangkan kemurkaan dan adzabnya yang sangat pedih. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah atas manusia terbaik, Muhammad serta atas para kerabat dan sahabatnya.

..::Seperti Membasuh Kereta Siri 3::..

Malah, kita harus memahami cara, adat, sosial, dan segala aspek kawasan kita. Sememangnya tidak perlukan perincian tetapi gambaran awal mengenainya. Maka, pada awalnya kita tebarkan dakwah kita pada semua. Dakwah kita bersifat umum.
Kain tadi aku basuh semula. Sudah kotor dengan lumpur. Itu logiknya. Jika aku terus menggunakannnya, habis satu kereta akan ada kesan lumpur. Jika tidak pun, nampaknya setiap selepas satu bahagian, aku harus selalu membersihkan kain tadi. Pastinya membazir banyak masa. Kini, aku bermula dengan bahagian cermin. Cermin adalah kawasan yang paling bersih. Analogiku terus berputar. Kalau dakwah itu bermula dengan tayar, pasti sukar. Jika dimulakan dengan cermin, lebih cepat bersihnya cermin itu berbanding tayar.
Aku mula membandingkan pengalamanku bercakap menegnai sejarah umat Islam dengan sahabatku di universiti dengan adikku yang seorang ini. Lebih senang bercakap dengan orang yang intelektual dan berpandangan jauh kerana mereka mudah nampak dan jelas dengan situasi masyarakat sekarang. Aku hanya duduk-duduk sahaja di kusyen selepas solat dan membaca al-Quran. Kebetulan sahabatku juga duduk di situ. Aku terbaca satu ayat yang menarik dan mula bercerita mengenainya dengan sahabatku, sehingga kami masuk ke cerita sejarah umat Islam. Berbeza dengan adikku yang sebhagian hidupnya dengan motor. Aku mencuba bercerita ketika kami sedang makan. Tetapi dengan selamba dia menutup segala ruang-ruang yang ada.
“Kakak, ni cerita dahulu. Kita zaman sekarang. Malaysia pun aman.Tak payah nak ambil tahu pasal orang lain.Buat pening kepala saja.Masalah kita sendiri pun tak selesai. Baik jaga diri sendiri,” lancar saja dia mengeluarkan pendapatnya.
Tergumam aku seketika. Kini aku faham mengapa betapa kita perlu memulakan pada cermin dahulu bukannya tayar. Cermin, kalau dibandingkan dengan tayar, mungkin tayar lebih penting. Dalam masyarakat kita majoriti adalah tayar. Tanpa tayar, kereta juga tidak dapat bergerak. Aku bermian-main lagi dengan anologiku. Mungkin sebab itu kita harus menitik beratkan soal tayar. Bukan dari segi kebersihannya tetapi ketahanan tayar itu. Bunganya dan anginnya kena berkeadaan baik. Golongan sebegini harus sentiasa diingatkan dengan tazkirah dan ceramah. Harus diperiksa selalu supaya bunganya yang haus boleh diganti baru atau anginnya yang kurang boleh ditambah. Mereka mungkin golongan cemdiakawan tetapi mereka jentera masyarakat. Segala nilai yang kita cuba serapkan ke dalam masyarakat, kesanlah harus dilihat melalui golongan ini. Akan tetapi pentingnya cermin itu bersih supaya pemanduan lebih lancar. Andai cermin itu kabur dan tidak jelas, bahayanya lebih besar dari tayar yang botak dan kurangnya angin. Jarak kereta sukar dianggarkan dan bahaya dari depan dan belakang tidak dapat dikenal pasti.
Adik memerhatikan saja aku membasuh kereta. Bukan tidak mahu menolong tetapi aku tahu dia sudah penat meracun rumput tadi. Bahagian-bahagian kereta yang lain pun sudah selesai kucuci. Kini tinggal tayar dan rim kereta. Air sabun yang tadinya puti jernih sudah bertukar warna. Aku sendiri ragu-ragu, masih berkuasakah air ingin membersihkan lagi? Ah, terasakan diri agak bodoh juga. Tayar dan rim tidaklah memerlukan air yang bersih. Sememangnya tayar dan rim berada di bawah.
Adik memberikan berus menggantikan kain. Aku senyum.
“Ini baru betul,”bisik aku dalam hati.
kawasan ini memerlukan berus yang memberikan impak perbersihan yang lebih kuat daripada kain tadi. Kain bagus tetapi berus lebih bagus. Fikiranku merawang kembali. Sesetengah orang tidak dapat kita tawan hatinya dengan cara yang biasa, walaupun cara itu berkesan hampir pada setiap orang. Adakalanya kita sebagai da’ie perlu keras sedikit, berseni sedikit dan bermain sedikit untuk menawan hati seseorang supaya dia kembali kepada Islam yang syumul. Matlamatnya sama tetapi cara harus berbeza sedikit. Minda kita harus kreatif. Hati juga harus tetap kukuh. Harus berani. Kita bukan berkreatif untuk mencipta sesuatu yang kreatif, kita bukan berseni untuk menonjolkan kesenian dan kita bukan bermain untuk sekadar bermain-main, kita berusaha demi satu cita-cita-supaya Islam tertegak di muka bumi ini.
Tiba-tiba aku terasa seprti ada air yang menitik atas kepalaku. Seperti hujan. Aku bangun dan menoleh ke belakang. Adik sedang menyembur kereta. Aku memanggilnya sebagai sesi bilasan.
“Kakak, ni ada yang tak bersih ni. Macam mana kakak sental ni?” adik mengkritik hasil kerjaku.
Kita tidak perlu melatah. Kita tidak perlu marah. Terima teguran untuk memperbaik diri. Kadang-kadang dalam bekerja kita memang melakukan kesilapan. Kesilapan kecil kita dalah besar pada mata masyarakat. Harus tahu bagaimana untuk menghadapinya.
“Bahagian mana tu? Biar kakak bersihkan,” aku menutur laju tetapi lembut.
Senyum mengakui kesilapan sendiri. Ayah sudah pulang. Dia melihat aku dan adik masih membilas kereta.
“Bahagian dalam kereta dah bersihkan?” ayah bertanya.
“Nak vakum ke?”
“Bukan bahagian tu, tapi bahagian ni,” jelas ayah sambil membuka pintu dan menunjukkan bahagian rangka pintu kereta . Aku menganguk dan segera mencapai kain buruk tadi. Kadang-kadang kita merasakan kita telah melakukan segalanya. Tetapi ada sahaja bahagian yang kita tidak nampak atau tertinggal. Barangkali juga kita tidak tahu. Maka, sentiasa ambil tahu. Kena sentiasa belajar. Usaha itu tidak akan pernah berhenti.
Abangku rupa-rupanya melihat telatah kami dari tadi. Dia senyum sahaja. Aku tidak faham mengapa dia tidak turut serta tadi.
“Dua orang basuh satu kereta nak dekat satu jam. Dulu abang seorang basuh dua kereta, setengah jam saja,”abang memerli kami.
“Lain kali basuh macam ni. Bersihkan satu bahagian ke satu bahagian. Tengok kereta ni dah dibahagi-bahagikan ikut keping-keping ida. Baru cepat dan bersih semua bahagian. Takde yang tertinggal macam tadi.”
“Baiklah,” aku mengangguk. Kini ada cara berbeza. Strategi juga berbeza. Aku lebih senang dengan cara adikku tadi. Sebenarnya tiada yang salah. Begitu juga dalam dakwah ini. Kita boleh saja berbeza wasilah, malah tidak perlu bergaduh mengenainya. Tidak berguna menetuka siapa betul, siapa salah. Jika harus bekerja berasingan mengikut wasilah yang berbeza, maka teruskan. Janganlah kita berusaha mencari kebenaran mengenai cara kita tetapi carilah kebenaran melalui cara kita. Sebulan berikutnya, aku membasu kereta dengan menggabungkan cara adik dan abang. Hasilnya kereta lebih bersih dan masa membasuh dapat disingkatkan .
Tetapi mungkin juga bukan hasil percampuran dua method tetapi kerana aku sudah cekap membasuh kereta.

..::Imam Malik::..

Nama dan Nasabnya
Abu Abdillah Malik bin Anas al Ashbahi, Imam darul Hijroh.

Kelahirannya
Beliau lahir di Madinah al Munawwaroh tahun 93 h dan tumbuh besar di Madinah

Guru-gurunya
Nafi' al Muqbiri, Na'imul Majmar, az Zuhri, Amir bin abdillah bin az Zubair, Ibnul Mungkadir, Abdullah bin Dinar dan lain-lain.

Murid-miridnya
Ibnul Mubarak, al Qothon, Ibnu Mahdi, Ibnu wahb, Ibnu Qosim, al Qo'nabi, Abdullah bin Yusuf, Said bin Manshur, Yahya bin Yahya, an Naisaburi, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah abu Mus'ab, az Aubairi dan Abu Hudzafah as Sahmi.

Pujian-pujian ulama

* Berkata imam Syafi'I : jika disebut (nama-nama) ulama, maka Imam Malik adalah bintangnya.
* Beliau juga berkata : kalau bukan karena (perantara) Malik dan Uyaimah niscaya hilang ilmu yang ada di Hijaz.
* Ibnu Wahb berkata : kalau bukan karena (perantara)Malik dan Al Laih niscaya kita akan sesat
* Berkata Abdurrahman bin Waqid : aku melihat pitu Malik di Madinah seperti pintu amir.
* Berkata al La'nabi : ketika aku bersama Uyainah (telah sampai kepadanya berita kematian Malik) dalam keadaan sedih beliau berkata : tidak ada seorangpun di muka bumi seperti beliau.
* Berkata Syu'bah : saya datang ke Madinah setahun setelah kematian Nafi' (ternyata sudah) ada halaqoh Malik
* Berkata Syafi'I : tidak ada kitab ilmu di bumi yang paling banyak benarnya dari pada kitab Muwathah Imam Malik.

Perkataan-perkataan beliau :

* Allah ada di langit dan mengetahui setiap tempat
* Istiwa (bersemayam) itu ma'lum (diketahui) Kaifiyah (bagaimana bersemayamnya Allah) itu majhul (tidak di ketahui).
* Beriman (bahwa Allah bersemayam) adalah wajib
* Bertanya bagaimana Allah bersemayam hukumnya bid'ah
* Aku tidak akan berfatwa sehingga ada 70 saksi yang mempersaksikan bahwa aku ahli (mengetahui) masalah tersebut.
* Tidak ada seorangpun setelah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam yang berhak diambil dan di tinggalkan perkataannya kecuali Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam .

Wafatnya
Beliau wafat pada 10 rabiul awal tahun 177

..::Imam Syafi'I::..

Nama dan Nasab
Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Safi'I dan bertemu nasabnya dengan nabi Muhammad dengan Abdul Manaf

Kelahiran
Lahir pada tahun 150 H di Ghozah dan ibunya membawa beliau ke Mekkah setelah beliau berusia 2 tahun dan dari ibunya tersebut beliau belajar al qur'an

Guru-guru
Diantara guru-guru beliau adalah paman beliau sendiri Muhammad bin Ali kemudian abdul Aziz bin Majisun dan kepada imam Malik beliau belajar Al Muwatho'

Kehidupan ilmiah
Pada usia 10 tahun beliau belajar bahasa dan syair hingga mantab. Kemudian belajar fiqih , hadis dan al qur'an kepada ismail bin qostantin, kemudian menghafal muwatho' dan mengujikannya kepada imam Malik. Imam Muslim bin Kholid mengijinkan beliau berfatwa ketika beliau berusia 10 tahun atau kurang. Menulis dari Muhammad bin Hasan ilmu fiqih. Imam Malik melihat kekuatan dan kecerdasan beliau sehingga memuliakan dan menjadikan Syafi'i sebagai orang dekatnya

Murid-murid
Diantara murid beliau adalah imam Ahmad, Khumaidi, Abu Ubaid, Al Buthi, Abu Staur dan masih banyak yang lain.

Peranan dalam membela sunnah
Beliau memeliki kedudukan tersendiri yang membedakan diantara ahlul hadis yang lain. Beliaulah yang meletakkan kaidah-kaidah riwayat pembelaan terhadap sunnah dan memiliki beberapa pendapat yang berbeda dengan imam Malik dan Abu Hanifah, yaitu bahwa sebuah hadis apabila sahih maka wajib mengamalkannya walaupun tidak dilakukan oleh ahlul madinah (seperti yang disyararatkan oleh imam Malik dan Abu Hanifah). Dengan ini beliau dijuluki nasirussunnah (penolong sunnah) dan tidaklah dapat diingkari oleh setiap yang menulis mustholah hadis dan pembahasan sunnah serta kitab ussul bahwa mereka mengikuti apa yang ditulis oleh safi'i.

Pokok pendapat beliau
Pokok pendapat beliau sebagaimana pendapat imam yang lain adalah beramal dengan kitab dan sunnah serta ijma'. Kelebihan beliau adalah beramal dengan kitab dan sunnah seta ijma' lebih luas dari pada imam Malik dan Abu Hanifah karena beliau menerima hadis ahad

Perkataan ulama' tentang beliau
Para ulama' ahlul hadis dijaman ini apabila berkata maka mereka berkata menggunakan perkataan imam Syafi'i. Imam Ahmad berkata, 'tidaklah ada orang yang menyentuh pena dan tinta kecuali Syafi'i. Dan tidaklah kita mengetahui sesuatu yang global dari tafsir dan nasih mansuh dari hadis kecuali setelah duduk bersama imam Syafi'i."
Ahmad bin hambal pernah berkata pada ishaq bin rokhuyah "kemarilah aku tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang engkau belum pernah melihat yang semisalnya maka dia membawaku kepada imam syafi'i."

Perkataan imam syafi'i

1. tidaklah saya berdebat dengan seseorang kecuali agar ia tepat , benar dan tertolong dan ia mendaptkan penjagaan serta pengawasan Allah dan tidaklah saya berdebat dengan seseorang kecuali saya tidak perduli apakah Allah akan menjelaskan kebenaran dari mulutju atau mulut dia.
2. amalan yang paling hebat ialah dermawan dalam kondisi sempit, menjaga diri ketika sendirian dan mengucapkan kalimat yang benar dihadan orang yang berharap dan yang takut
3. bantulah dalam berkata dengan diam dan mengambil hukum dengan berfikir
4. barang siapa belajar al qur'an maka ia akan agung dipandangan manusia, barang siapa yang belajar hadis akan kuat hujjahnya , barang siapa yang belajar nahwu maka dia akan dicari, barang siapa yang belajar bahasa arab akan lembut tabiatnya, barang siapa yang belajar ilmu hitung akan banyak fikirannya, barang siapa belajar fiqih akan tinggi keddukannya, barang siapa yang tidak mampu menahan dirinya maka tidak bermanfaat ilmunya dan inti dari itu semua adalah taqwa.

Wafat beliau
Wafat pada tahun 204 H. setelah memenuhi dunia dengan ilmu dan ijtihad beliau dan memenuhi hati-hati manusia dengan cinta pengagungan dan kecondongan pada beliau.

..::12 Langkah Agar Puasa Kita Sempurna::..

Agar puasa kita dapat sempurna ada beberapa tips yang mesti kita perhatikan. Untuk itu Al-Madina mencoba mengangkat sebuah tulisan dari Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Jarullah dalam buku beliau yang berjudul Risalah Ramadhan tentang langkah-langkah menggapai kesempurnaan ibadah puasa yang berisikan:

1. Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah."
(HR. Bukhari dan muslim)

"Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ". (HR. Ibnu Khuzaimah)
2. Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati untuk itu anda hendaknya telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar anda tidak ragu-ragu.
3. Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Manusia ssenantiassa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur" (HR. Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
4. Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
5. Manfaatkan bulan ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan di dalamnya, yakni membaca Al Quran.

"Sesungguhnya Jibril alaihis salam selalu menemui Nabi shallallahu alaihi wa salllam untuk membacakan Al Quran baginya."
(HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu)

Dan pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
6. Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. Al Bukhari)
7. Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab yang sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, ia jangan anda hadapi dengan perbuatan serupa. Nasehatilah dia dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kamu berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata: Sesungguhnya aku sedang berpuasa".
(HR. Al Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)

Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya. Disamping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.
8. Hendaknya anda selesai dari puasa dengan membawa takwa kepada Allah, takut dan bersyukur kepada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah takwa, sebab Allah berfirman: "Agar kamu bertakwa"(Al-Baqarah: 183).
9. Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu berkata:

"Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa, jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa".
10. Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
11. Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika di bulan Ramadhan.
12. Ucapkanlah Bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo'a:

"Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Saturday, July 26, 2008

..::Pertandingan Kawat Kaki Kebangsaan::..

pertandingan kawat kaki ini telah diadakan di stadium putra, selangor. Matri telah mewakili kontijen perlis, dan telah mendapat tempat ke-3 dalam pertandingan tersebut. moga-moga dengan usaha mereka Allah akan tambahkan keimanan mereka kepada-Nya. InsyaAllah..



..::Azab Kubur::..

Pertanyaan :
Apakah adzab kubur itu menimpa jasad ataukah menimpa ruh ?

Jawab :
Pada dasarnya adzab kubur itu akan menimpa ruh, karena hukuman setelah mati adalah bagi ruh. Sedangkan badannya adalah sekedar bangkai yang rapuh. Oleh karena itu badan tidak memerlukan lagi bahan makanan untuk keberlangsunganya; tidak butuh makan dan minum, bahkan justru dimakan oleh tanah.

Akan tetapi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata bahwa ruh kadang masih bersambung dengan jasad sehingga diadzab atau diberi nikmat bersama-sama. Adapula pendapat lain di kalangan Ahlus Sunnah bahwa adzab atau nikmat di alam kubur itu akan menimpa jasad, bukan ruh.

Pendapat ini beralasan dengan bukti empiris. Pernah dibongkar sebagian kuburan dan terlihat ternyata bekas siksa yang menimpa jasad. Dan pernah juga dibongkar kuburan yang lain ternyata terlihat bekas nikmat yang diterima oleh jasad itu.

Ada sebagian orang yang bercerita kepadaku bahwa di daerah Unaizah ini ada penggalian untuk membuat benteng batas wilayah negeri. Sebagian dari daerah yang digali itu ada yang bertepatan dengan kuburan. Akhirnya terbukalah suatu liang lahat dan di dalamnya masih terdapat mayat yang kafannya telah dimakan tanah, sedangkan jasadnya masih utuh dan kering belum dimakan apa-apa. Bahkan mereka mengatakan melihat jenggotnya, dan dari mayat itu terhambur bau harum seperti minyak misk.

Para pekerja galian itu kemudian menghentikan pekerjaannya sejenak dan kemudian pergi kepada seorang Syaikh untuk mengutarakan persoalan yang terjadi. Syaikh tersebut berkata, "Biarkan dalam posisi sebagaimana adanya. Hindarilah ia dan galilah dari sebelah kanan atau sebelah kiri !".

Beralasan dari kejadian-kejadian seperti ini, ulama menyatakan bahwa ruh terkadang bersambung dengan jasad, sehingga siksa itu menimpa ruh dan jasad. Barangkali ini pula yang diisyaratkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Sesungguhnya kubur itu akan menghimpit orang kafir sehingga remuk tulang-tulang rusuknya". Ini menunjukkan bahwa siksa itu menimpa jasad, karena tulang rusuk itu terdapat pada jasad. Wallahu A'lam.


Pertanyaan :
Apakah adzab kubur menimpa orang mukmin yang bermaksiat ataukah hanya menimpa orang kafir ?

Jawab :
Adzab kubur yang terus menerus akan menimpa orang munafik dan orang kafir. Sedangkan orang mukmin yang bermaksiat bisa juga disiksa di kubur. Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, bahwa pernah suatu ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, melewati dua kuburan seraya bersabda : "Kedua penghuni kuburan itu diadzab dan keduanya bukannya diadzab lantaran dosa besar. Salah satunya diadzab karena tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya suka kesana-kemari mengumbar fitnah (mengumpat)". Kedua penghuni kubur itu jelas orang muslim.


Pertanyaan :
Apakah adzab kubur itu terus menerus ataukah tidak ?

Jawab :
Jika seseorang itu kafir --na'udzu billah-- maka tidak ada jalan baginya untuk meraih kenikmatan selama-lamanya, sehingga siksa kubur yang ia terima itu sifatnya terus menerus.

Namun orang mukmin yang bermaksiat, maka di kuburnya ia akan diadzab sesuai dengan dosa-dosa yang dahulu pernah ia perbuat. Boleh jadi adzab yang menimpa lantaran dosanya itu hanya sedikit sehingga tidak memerlukan waktu penyiksaan sepanjang ia berada di alam barzah antara kematiannya sehingga bangkitnya kiamat. Dengan demikian, jelas bahwa adzab yang menimpanya itu terputus, dan bukan selamanya.


Pertanyaan :
Apakah adzab kubur itu bisa diringankan atas orang mukmin yang bermaksiat ?

Jawab :
Memang benar bahwa adzab kubur itu bisa diringankan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melalui dua kuburan lantas berkata, "Kedua penghuni kubur itu di adzab, dan dia diadzab bukan karena dosa besar, tapi hakekatnya juga besar. Salah satunya tidak membersihkan diri atau tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya lagi biasa kian kemari menghambur fitnah". Kemudian beliau mengambil dua pelepah kurma yang masih basah kemudian membelahnya menjadi dua, lalu menancapkannya pada masing-masing kuburan itu seraya bersabda : "Semoga bisa meringankan adzab yang menimpa kedua orang itu selama pelepah itu belum kering". Ini merupakan satu dalil bahwa adzab kubur itu bisa diringankan, yang menjadi pertanyaan, apa kaifiatnya antara dua pelepah kurma itu dengan diringankannya adzab atas kedua penghuni kubur itu ?

Ada yang memberikan alasan bahwa karena kedua pelepah kurma itu selalu bertasbih selama belum kering, dan tasbih itu bisa meringankan siksaan yang menimpa mayit. Berpijak dari sini ada yang mengambil alasan akan sunnahnya berziarah kubur dan bertasbih di situ untuk meringankan adzab yang menimpa si mayit.

Sedangkan ulama lain menyatakan bahwa alasan seperti ini lemah, karena kedua pelepah kurma itu senantiasa bertasbih, apakah dalam kondisi basah maupun sudah kering. Allah Ta'ala berfirman :

"Artinya : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka". (Al-Isra' : 44)

Pernah juga terdengar tasbihnya kerikil oleh Rasulullah, sedangkan kerikil itu kering. Lalu, apa yang menjadi alasan sekarang ? Alasannya, bahwa; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengharap kepada Allah 'Azza wa Jalla agar berkenan meringankan adzab yang menimpa kedua orang di atas selama kedua pelepah kurma itu masih basah.

Artinya, waktu permohonan beliau itu tidak lama, hanya sebatas basahnya pelepah kurma. Ini dimaksudkan sebagai ancaman terhadap siapa saja yang melakukan perbuatan seperti kedua mayit yang diadzab itu. Karena sebenarnya dosa yang diperbuat itu termasuk besar. Salah satunya tidak menjaga diri dari kencing. Jika demikian, ia melakukan shalat tanpa adanya kesucian dari najis. Sedangkan yang satunya lagi kian kemari mengumbar fitnah, merusak hubungan baik sesama hamba Allah --na'udzu billah--, serta menghembuskan permusuhan dan kebencian di antara mereka. Dengan demikian perbuatan yang dilakukan itu berdampak besar.

Inilah alasan yang lebih mendekati. Jadi, itu merupakan syafaat sementara dari beliau dan sebagai peringatan atau ancaman kepada umatnya, dan bukan merupakan kebakhilan beliau untuk memberikan syafaat yang kekal.

..::Penyakit Hati::..

Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sehat dan sakit. Dalam hal ini, ia lebih penting dari pada tubuh.
Allah berfirman, artinya:
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya." (Al-An'am : 122)

Artinya, ia mati karena kekufuran, lalu Kami hidupkan kembali dengan keimanan. Hati yang hidup dan sehat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, dengan tabi'at dasarnya ia pasti menghindar, membenci dan tidak akan menolehnya. Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat membedakan yang baik dan yang buruk.

Dua Bentuk Penyakit Hati:

Penyakit hati itu ada dua macam: Penyakit syahwat dan penyakit syubhat. Keduanya tersebut dalam Al-Qur'an.
Allah berfirman, artinya:
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. " (Al-Ahzab:32)
Ini yang disebut penyakit syahwat.

Allah juga berfirman, artinya:
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya..." (Al-Baqarah : 10)
Allah juga berfirman, artinya:
"Dan adapun orang yang didalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah : 125)

Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih bisa diharapkan sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya.

Seringkali penyakit hati bertambah parah, namun pemiliknya tak juga menyadari. Karena ia tak sempat bahkan enggan mengetahui cara penyembuhan dan sebab-sebab (munculnya) penyakit tersebut. Bahkan terkadang hatinya sudah mati, pemiliknya belum juga sadar kalau sudah mati. Sebagai buktinya, ia sama sekali tidak merasa sakit akibat luka-luka dari berbagai perbuatan buruk. Ia juga tak merasa disusahkan dengan ketidak mengertian dirinya terhadap kebenaran, dan keyakinan-keyakinannya yang batil. "Luka, tak akan dapat membuat sakit orang mati." *). Terkadang ia juga merasakan sakitnya. Namun ia tak sanggup mencicipi dan menahan pahitnya obat. Masih bersarangnya penyakit tersebut di hatinya, berpengaruh semakin sulit dirinya menelan obat. Karena obatnya dengan melawan hawa nafsu. Itu hal yang paling berat bagi jiwanya. Namun baginya, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat dari obat itu. Terkadang, ia memaksa dirinya untuk bersabar. Tapi kemudian tekadnya mengendor dan bisa meneruskannya lagi. Itu karena kelemahan ilmu, keyakinan dan ketabahan. Sebagai halnya orang yang memasuki jalan angker yang akhirnya akan membawa dia ke tempat yang aman. Ia sadar, kalau ia bersabar, rasa takut itu sirna dan berganti dengan rasa aman. Ia membutuhkan kesabaran dan keyakinan yang kuat, yang dengan itu ia mampu berjalan. Kalau kesabaran dan keyakinannya mengendor, ia akan balik mundur dan tidak mampu menahan kesulitan. Apalagi kalau tidak ada teman, dan takut sendirian.

Menyembuhkan Penyakit Dengan Makanan Bergizi dan Obat:

Gejala penyakit hati adalah, ketika ia menghindari makanan-makanan yang bermanfaat bagi hatinya, lalu menggantinya dengan makanan-makanan yang tak sehat bagi hatinya. Berpaling dari obat yang berguna, menggantinya dengan obat yang berbahaya. Sedangkan makanan yang paling berguna bagi hatinya adalah makanan iman. Obat yang paling manjur adalah Al-Qur'an masing-masing memiliki gizi dan obat. Barangsiapa yang mencari kesembuhan (penyakit hati) selain dari Al-kitab dan As-sunnah, maka ia adalah orang yang paling bodoh dan sesat.
Sesungguhnya Allah berfirman:
"Katakanlah: "Al-qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh." (Fushshilat : 44)

Al-qur'an adalah obat sempurna untuk segala penyakit tubuh dan hati, segala penyakit dunia dan akherat. Namun tak sembarangan orang mahir menggunakan Al-qur'an sebagai obat. Kalau si sakit mahir menggunakannya sebagai obat, ia letakkan pada bagian yang sakit, dengan penuh pembenaran, keimanan dan penerimaan, disertai dengan keyakinan yang kuat dan memenuhi syarat-syaratnya. Tak akan ada penyakit yang membandel. Bagaimana mungkin penyakit itu akan menentang firman Rabb langit dan bumi; yang apabila turun di atas gunung, gunung itu akan hancur, dan bila turun di bumi, bumi itu akan terbelah? Segala penyakit jasmani dan rohani, pasti terdapat dalam Al-qur'an cara memperoleh obatnya, sebab-sebab timbulnya dan cara penanggulangannya. Tentu bagi orang yang diberi kemampuan mamahami kitab-Nya.

*) [Penggalan akhir bait sya'ir Al-Mutanabbi, yang mana penggalan awalnya adalah: "Orang yang hina, akan mudah mendapat kehinaan"]

Dikutip dari: Abdul Akhir Hammad Alghunaimi, "Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah Dasar-dasar 'Aqidah Menurut Ulama Salaf", penerjemah: Abu Umar Basyir Al-Medani, Pustaka At-Tibyan, buku 2, Cetakan I, 2000, hal 264-266.

Friday, July 25, 2008

..::Teka-Teki Imam Al-Ghazali::..

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya :
>
> Imam Ghazali = ' Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?'
> Murid 1 = ' Orang tua '
> Murid 2 = ' Guru '
> Murid 3 = ' Teman '
> Murid 4 = ' Kaum kerabat '
> Imam Ghazali = ' Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185).
>
> Imam Ghazali = ' Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?'
> Murid 1 = ' Negeri Cina '
> Murid 2 = ' Bulan '
> Murid 3 = ' Matahari '
> Murid 4 = ' Bintang 2 '
> Imam Ghazali = ' Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini,hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama'.
>
> Imam Ghazali = ' Apa yang paling besar didunia ini ?'
> Murid 1 = ' Gunung '
> Murid 2 = ' Matahari '
> Murid 3 = ' Bumi '
> Imam Ghazali = ' Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.'
>
>
> ' Imam Ghazali = ' Apa yang paling ringan di dunia ini ?'
> Murid 1 = ' Kapas'
> Murid 2 = ' Angin '
> Murid 3 = ' Debu '
> Murid 4 = ' Daun-daun'
> Imam Ghazali = ' Semua jawapan kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat '
>
> IMAM GHAZALI: ' Apa yang paling berat didunia ? '
> Murid 1 = ' Baja '
> Murid 2 = ' Besi '
> Murid 3 = ' Gajah '
> Imam Ghazali = ' Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.
>
> Imam Ghazali = ' Apa yang paling tajam sekali di dunia ini ? '
> Murid- Murid dengan serentak menjawab = ' Pedang '
> Imam Ghazali = ' Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

..::Terima Kasih Guru::..

Guru....
Kau pembakar semangatku
engkaulah juga penyuluh hidupku
yang menerangi alam yang gelap ini
yang menyedarkan dikala ku leka
guruku kau amat ku sayangi

Guru....
Kau bagai ibu bapaku
engkaulah juga pedoman hidupku
dan juga yang mendidik diriku ini
tika diriku berada disini
guruku kau amat ku cintai

Tuhan ampunkanlah dosa guruku ini
yang banyak berjasa pada diriku
akan kubalas segala jasa mu itu
kan ku balas dengan kejayaan ku

Tuhan kurniakanlah kebahagiaan
buatmu guru yang banyak berkorban
jangan kau biarkan hidupnya kepayahan
sesungguhnya dia mendidik daku

Lagu : W.Safwan W.Zaim
Lirik : M. Azhar Hilmi / Ahmad Azhar Misran
Artis : As-Syakirin

..::Kegemilangan Islam::..

Ummah membangun maju ke hadapan
membangun bersama panji-panji Islam
mencorak hidup ke arah kemajuan
berakhlak tinggi menjadi pegangan

AlQuran Assunnah jadikan landasan
kerana itu datangnya dari tuhan
Nabi bersabda peganglah keduanya
hidupkan aman selamat sejahtera

telah terbukti dari zaman ke zaman
islam melahirkan pemimpin perjuangan
tidakkan gusar tidakkan gentar
cabaran yang datang dapat ditewaskan

ayuh berjuang mari kita bersama
tegakkan islam addin mulia
hancurkan kuffar musuh durjana
hidupkan islam agama tercinta

beriman bertaqwa kepada illahi
jangan ditinggal kita turuti
terus berjuang biar sampai ke mati
di akhirat sana syurga menanti


Lagu : As-Syakirin
Lirik : Wan Safwan

..::Pemahaman Seputar Perubahan Yang Mesti Diubah::..

Ditulis oleh Syamsuddin Ramadhan al-Nawiy

Tatkala pemahaman kaum muslim terhadap Islam mengalami kemunduran, dan hampir-hampir berada pada titik nadir, muncullah gagasan-gagasan ganjil yang diklaim berasal dari ajaran Islam. Padahal, gagasan-gagasan itu telah menyimpang jauh dan tidak memiliki akar dalam syariat dan ‘aqidah Islam. Diantara gagasan-gagasan itu adalah:

1. Perubahan harus dilakukan secara bertahap.
2. Perubahan harus dimulai dari mengubah negeri-negeri muslim, kemudian semuanya bergabung membentuk Khilafah Islamiyyah.
3. Perubahan harus dimulai dari perubahan individu, keluarga, baru masyarakat.
4. Perubahan harus dimulai dari perubahan akhlaq dan penjernihan hati (qalbun salim).
Kami terpanggil untuk menjelaskan dan menyingkap kekeliruan gagasan-gagasan tersebut, demi obyektivitas, kemurnian ajaran Islam, serta keselamatan dan masa depan umat.
1. Perubahan Harus Dilakukan Secara Bertahap?

Sebelum membahas tentang tadarruj, kita mesti mendefinisikan terlebih dahulu apa itu tadarruj. Ada beberapa pemahaman mengenai tadarruj (bertahap).

Pertama, tadarruj sering diartikan dengan menerapkan syariat Islam secara bertahap, atau melalui tahapan-tahapan. Dengan kata lain, tadarruj adalah menerapkan atau mengakui hukum kufur yang dianggap dekat dengan syariat Islam sebagai tahapan untuk menerapkan syariat Islam secara sempurna. Contoh dari tadarruj model ini adalah partai-partai Islam yang mengikuti pesta demokrasi untuk meraih jabatan presiden, sebelum mengangkat seorang Khalifah. Presiden adalah kepala negara dalam sistem pemerintahan kufur demokratik. Presiden dianggap sebagai sebuah tahapan untuk menuju pembai’atan seorang Khalifah. Contoh lain adalah partai-partai Islam yang melibatkan diri dengan parlemen kufur untuk mengubah sedikit demi sedikit hukum negara dengan hukum Islam; atau mencalonkan orang-orang kafir sebagai wakil umat sebagai tahapan untuk mendakwahi mereka. Mereka menganggap parlemen kufur sebagai wasilah untuk melakukan perubahan sistem, meskipun mereka juga memahami bahwa parlemen demokratik bertentangan dengan Islam secara diametrical. Inilah beberapa contoh yang berhubungan dengan tadarruj.
Kedua, tadarruj juga bermakna, menerapkan sebagian syariat Islam, dan “berdiam diri” terhadap sebagian hukum-hukum kufur untuk sementara waktu, sampai tibanya waktu untuk menerapkan syariat Islam secara sempurna. Contoh yang palang gamblang adalah apa yang dilakukan oleh anggota-anggota gerakan Islam di parlemen demokratik. Mereka berdiam, bahkan melibatkan diri dalam aturan-aturan kufur untuk mengubah hukum-hukum kufur secara bertahap.

Ketiga, tadarruj kadang-kadang juga berhubungan dengan pemikiran-pemikiran yang menyangkut ‘aqidah, misalnya demokrasi Islam, sosialisme Islam, dan lain sebagainya. Kadang-kadang juga berhubungan dengan masalah hukum syariat, misalnya, seorang wanita muslimah mengenakan jilbab yang tidak panjang –sebatas lutut--, hingga tiba waktunya mengenakan jilbab yang sempurna. Tadarruj kadang-kadang juga berkaitan dengan system, misalnya, adanya keinginan sebagian gerakan Islam yang memasukkan anggotanya ke dalam parlemen kufur, atau jabatan-jabatan kenegaraan kufur, sebagai tahapan untuk menuju sistem yang Islam. Tadarruj, juga diartikan sebagai upaya untuk menerapkan hukum syariat dan berdiam diri terhadap hukum-hukum kufur, dengan harapan semakin lama akan semakin banyak hukum Islam yang diterapkan, hingga seluruh sistem berubah sesuai dengan syariat Islam.

Alasan-Alasan Tadarruj

Sebagian kaum muslim yang berpendapat bahwa perubahan harus dilakukan secara bertahap mengajukan beberapa argumentasi sebagai berikut;

Pertama, al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap, bukan dengan cara serentak.

Kedua, dalam penetapan hukum atas beberapa kasus, syara’ juga melakukannya secara bertahap. Contohnya adalah kasus pelarangan riba dan khamer. Mereka menyatakan bahwa pelarangan riba dan khamer dilakukan secara bertahap, bukan secara langsung. Untuk itu, dalam menerapkan aturan-aturan Allah SWT boleh dilakukan secara bertahap, dan tidak harus secara serentak.

Inilah argumentasi-argumentasi yang diketengahkan oleh sebagian gerakan Islam yang membolehkan gagasan tadarruj.


Bantahan atas argumentasi-argumentasi di atas adalah sebagai berikut:

Pertama, benar, al-Qur'an memang diturunkan secara bertahap bukan serentak. Allah SWT menurunkan al-Qur'an sesuai dengan kejadian dan perkara yang terjadi agar ia semakin menguatkan hati kaum muslim. Ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah SWT pertama kali berhubungan dengan masalah keimanan, surga dan neraka, baru kemudian masalah halal dan haram. Namun, ini tidak bisa dipahami bahwa bolehnya kaum muslim mengambil sebagian ajaran Islam dan meninggalkan ajaran yang lainnya.
Bersambung...

..::Catatan Perjalanan::..


• Sejarah kehidupan manusia adalah sejarah keimanan dan kekufuran mereka kepada Allah SWT. Di dalam lembaran sejarah silam manusia kita telah melihat bagaimana Allah SWT telah memuliakan satu kaum dan menghina satu kaum yang lain kerana keimanan dan kekufuran mereka kepadaNYa.(WgMu:24Jul05)

• Khazanah-khazanah untuk kita bina kehidupan yang cemerlang dimasa depan berada di tangan kita hari ini; iaitu segala peluang dan kesempatan yang terbentang di depan kita. Sekiranya kita mengabaikannya hari ini maka kita tidak ada apa-apa lagi untuk hari esok.(WgMu:24Jul05)

• Sekiranya kita mengabaikan peluang dan kesempatan yang ada di depan kita hari ini maka kita akan menjadi manusia yang bankrap di hari esok. Yang lebih malang lagi ialah kita tidak punya apa-apa untuk hari pertemuan kita dengan Allah SWT; 'apa-apa' yang dapat menyelamatkan kita dari ancaman dan azab Allah SWT. Inilah kerugian yang sebenar-benarnya. (WgMu:24Jul05)

• Perubahan adalah sebahagian dari sunnah kehidupan, persoalannya perubahan yang bagaimanakah yang kita hajati supaya berlaku ke atas diri kita. Sekiranya kita tidak berhajat kepada perubahan, persoalan yang perlu kita jawab; adakah kita masih 'hidup'? (WgMu:24Jul05)

• Masa itu juga merupakan suatu proses, jika kita tidak memperkemaskan diri kita atau meningkat diri serta keimanan kita maka masa yang terabai itu akan mengikis keperibadian kita sedikit demi sedikit hingga tiba suatu masa kita akan tersedar lalu mendapati kita tidak ada apa-apa lagi yang tinggal untuk dibanggakan. (WgMu:24Jul05)

• Mereka (para sahabat awwalun RA) adalah segolongan manusia belaka. Mereka tidak mampu membersihkan diri mereka dari perasaan-perasaan manusia dan kelemahan-kelemahannya. Mereka tidak dituntut menjangkau batas-batas jenis mereka sebagai manusia dan tidak pula disuruh keluar dari lingkungan jenis manusia sehingga hilang segala sifat-sifat dan ciri mereka sebagai manusia. Oleh kerana itulah Allah jadikan mereka sedemikian rupa supaya mereka tetap dengan sifat-sifat manusia dan tidak berubah kepada jenis makhluk yang lain; tidak berubah kepada malaikat-malaikat tidak pula kepada syaitan-syaitan dan tidak pula kepada binatang dan batu batan. Sebagai manusia mereka tetap mengalami rasa takut dan cemas apabila dilanda kesusahan. Hati mereka akan bergoncang apabila menghadapi suasana bahaya yang melewati keupayaan mereka. Namun demikian, hati mereka tetap tertambat pada tali yang kukuh yang menghubungkan mereka dengan Allah. Tali inilah yang menghalangkan mereka dari gugur dan tali inilah yang membaharui harapan mereka dan mengawal mereka dari rasa putus asa. Dengan sifat-sifat inilah mereka menjadi contoh yang unik dan tiada tolak bandingnya di dalam sejarah manusia.(Syed Qutb)
• Manusia yang jelas matlamat hidupnya akan menyusun dan mengurus kehidupanya sesuai dengan matlamat hidupnya. Makin jelas matlamatnya makin jelas pula jalan-jalan dan halangan yang bakal dihadapinya dan makin sibuk dia menyediakan diri dan bekalan untuk menempuhnya. (WgMu28Apr06)

• Kejelasan matlamat menyebabkan seseorang lebih serius dan sentiasa merancang dan mengurus kehidupannya. Setiap detik waktu yang dilaluinya adalah terlalu berharga untuk disia-siakan. Setiap kesalahan yang dilakukan dicatat dan sentiasa diingati sebagai pengajaran dan segala kegagalan yang ditempuhinya adalah suatu pengajaran yang tiada nilainya.(WgMu28Apr06)

• Seseorang yang memiliki kejelasan matlamat tidak akan menunda-nunda kerjanya kerana baginya masa yang berlalu tidak mungkin dapat diulangi lagi, hari esok adalah hari yang baru dengan tugas dan tanggungjawab baru.(WgMu28Apr06)

• Kejayaan sebenar bermula didalam diri kita; iaitu mengenali potensi diri seterusnya melakukan perubahan kepada kedudukan yang lebih baik.(WgMu28Apr06)

• Sering datang terlambat, marah hingga meledak-ledak, belanja gila-gilaan sampai kering poket bahkan melebihi had kemampuan merupakan contoh perbuatan orang yang tidak dapat memimpin dirinya.(WgMu28Apr06)

• Kejayaan pertama yang perlu dicapai sebelum tercapainya kejayaan-kejayaan yang lain ialah berjayanya mengenali diri dan berusaha meletakkan diri kita pada tahap yang dikehendaki oleh Allah SWT.(KoM3 5Mei06)

• Tarbiyyah bukan segala-galanya tetapi segala-galanya hanya dapat tercapai dengan tarbiyyah.(Syeikh Mustafa Masyhur)

• Perumpamaan tabiat kecenderungan manusia kepada dunia seperti air yang terus mengalir mencari daerah yang lebih rendah. Untuk mengangkatnya ke atas diperlukan energi atau tenaga. Oleh itu, syari'at menguatkannya dengan khabar gembira dan ancaman yang dapat mempertajamkan akal.(Ibnu Jauzi; Shaidul Khathir)

• Sesiapa yang melihat akhir suatu perkara di awal langkahnya, dengan mata hatinya, kelak akan beroleh hasil yang sangat baik dari perbuatannya dan akan selamat dari akibat buruknya. Barangsiapa yang tidak waspada dan hanya menuruti perasaannya, ia akan menderita akibat perbuatannya dan tak akan mencapai kebahagian. Ia tak akan pernah tenteram dalam menjalani hidupnya.(Ibnu Jauzi; Shaidul Khathir)
• Proses tarbiah sebenarnya ialah proses membentuk watak-watak atau membangunkan suatu keperibadian sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT.Keperibadian sebagaimana Ummah pertama yang lahir dari proses dididikan di Madrasah Nabawiyyah. (13 Mei 06;Bkt Ayer)
• Kelemahan dan kehinaan yang menimpa umat Islam hari ini bukan kerana kuantiti ummah Islamiyah yang sedikit tetapi kerana hilangnya keperibadian atau syakhsiyah Islamiyah (15Mei;Bkt keteri)
• Generasi Pertama (generasi sahabat) telah berjaya menundukkan 2/3 dari muka bumi setelah mereka berjaya menundukkan apa yang ada dalam jiwa (iaitu nafsu) mereka kepada apa yang dikehendaki oleh Allan SWT. (S.Bahi K)
• Faktor kelemahan umat Islam hari ini antaranya kerana kita tidak lagi memiliki kebanggaan masa lalu yang sengaja dipadamkan oleh musuh-musuh Islam untuk menghakis sedikit demi sedikit keperibadian kita. Bahkan dalam persoalan Aqidah yang menjadi tunjang kehidupanpun difahami dalam bentuk yang terlalu falsafah serta tidak dihubungkan dengan umat pertama yang merupakan contoh-contoh keimanan yang mendapat peng'iktirafan Allah SWT.(M3 15 Mei)
• Manusia memerlukan tekanan untuk membangunkan dirinya. Aku melihat pemuda-pemuda yang lahir dan membesar dalam kesenangan dan kemewahan terkurung mindanya dengan persekitaran yang biasa menyelubunginya. Fikirannya tidak boleh menjangkau lebih jauh dari dunianya yang sedia ada, menjadikan dia dengan dunianya sahaja. Mereka terbelenggu dalam dunia mereka sendiri sedang dunia sebenar terhampar luas.(M3 18Mei06)
• Aqal fikiran manusia umpama tanah, semakin dalam kita menggalinya makin banyak khazanah alam yang berhargayang akan kita perolehi.
• Ikan disungai lebih sedap isinya berbanding ikan dikolam kerana hari-hari dia menentang arus. Begitu juga manusia yang hari-hari berdepan dengan berbagai halangan dan kesukaran hidup maka buah fikirannya akan semakin bernas dan berisi.
• Cabaran hidup umpama dapur pembakar yang mematangkan aqal dan fikiran kita. Tanpa cabaran kita tidak akan meningkat dewasa walaupun umur kita bertambah.(M3 18Mei06).
• Tidak ada manusia yang ingin gagal dalam kehidupan tetapi kegagalan itulah yang mengajarnya erti kejayaan sebenar. (M3 18Mei06).
• Hanya manusia buta yang mengetahui nikmat melihat. Hanya manusia yang gagal mengetahui erti sebuah kejayaan. (M3 18Mei06).
• Berada dibumi Allah tanpa taufiq dan hidayah Nya seperti manusia buta tanpa tongkat; tidak tahu arah tujuan. Akhirnya jiwa menjadi gelisah dan keluh kesah serta menerima kehidupan sebagai satu bebanan yang membosankan (KB 4 Jun06)
• Keimanan yang benar menjadikan perjalanan kehidupan seperti sebuah kisah cinta; kesetiaan dan pengorbanan menukarkan ujian pahit menjadi kenangan manis, kesabaran menjadikan segala beban yang ditanggung menjadi ringan, keyakinan pada janji-janji Allah menjadikan jiwa tenang ketika perjalanan begitu sukar, kerinduan padaNya menjadi pembakar semangat setiap kali berdepan dengan kegagalan.
• Manusia sering merasa sedih dengan nikmat yang telah hilang sedang nikmat Allah yang masih banyak di tangan kita sering saja kita abaikan. Kita menangisi masa silam yang suram sedang hari ini yang sedang kita lalui tidak kita hiasi dengan amal yang bermanfaat untuk hari esok. (M3 8Jun06).
• Sentiasalah kita memaafkan orang lain dan melihat mereka dengan sangkaan yang baik nescaya kita akan merasai nikmat kehidupan.
• Hidup ini bagaikan satu pelayaran yang sukar. Bersabarlah kerana sabar itu indah, sabar adalah bunga-bungaan dari keimanan yang benar. Harumannya ialah kepasrahan iaitu memandang baik segala keputusan Allah disamping meyakini hikmah yang tersembunyi disebaliknya. Kelopak-kelopaknya diwarnai ketabahan, ketenangan, keteguhan jiwa sebagai lambang kepuasan dengan qadar Allah SWT.( Jitra Disember05)
• Kegagalan adalah sesuatu yang memeritkan namun disebaliknya adalah pengajaran mengenai erti kehidupan bagi sesiapa yang ingin mengambil iktibar. Oleh itu berjuanglah menempuh kemelut dan cabaran hidup serta bersabarlah jika kita gagal agar kita memperolehi kebaikan dari kedua-dua sudut dari kehidupan ini dan kejayaan sebenar hanyalah pada hari pertemuan kita dengan Allah SWT.(AbuUmar;M3 3Ogs06)
• Kekuatan sebenar seorang Mukmin ialah apabila ia bersandar sepenuhnya dan segalanya kepada Allah SWT; menjadikan dia sebagai manusia yang tidak kenal erti putus asa dan kecewa, tidak takutkan cabaran dan kegagalan. Disebalik ini semua ialah ketenangan dan kebahagian, kepasrahan dan lapang dada, kepuasan dan kemanisan Iman yang sebenar. (AbuUmar;M3 3Ogs06)
• Usaha atau gerakan dalam rangka memenangkan Deen Allah SWT, bukanlah termasuk persoalan amal sunnah, dimana kaum Muslimin boleh memilih antara melakukannya atau tidak, tetapi merupakan persoalan wajib. "Barangsiapa meninggal sedangkan ia belum berperang dijalan Allah serta belum pernah meniatkannya dalam dirinya; maka ia mati dengan mati munafiq"(Shahih Muslim). (Tarb. Qiadiyah:JasimMuhalhil)
• Yang berlalu biarlan berlalu, cita-cita adalah harapan yang tak pasti, dan bagimu hanyalah hari yang sedang dilalui. (Dr 'aid)
• Janganlah berputus asa kerana tidak nampak jalan keluar, kalau begitu, dimanakah Allah dan taqdir-Nya.
• Tiada suatu kegembiraan pun yang kekal bagimu dan tiada suatu kesedihan pun yang dapat mengembalikan kepada Mu sesuatu yang telah hilang.
• Kehilangan masa lalu menjadikan seseorang atau masyarakat seperti tumbuhan air yang tidak memiliki akar yang teguh. Juga seperti tumbuhan yang tidak membuahkan hasil. Umat yang kehilangan kejayaan, pasti kehilangan identiti. Pada saat begini, umat ini akan hidup dengan konsep-konsep 'instant' yang menjadikan mereka sekadar meneruskan kehidupan yang tidak bererti. Hidup hanya untuk makan dan minum tanpa kesedaran dan tujuan.
• Barangsiapa yang mencari Allah bukan melalui jalan berharap(roja') dan takut(khauf), bukan dengan rindu dan cinta (kepada Nya), niscaya dia akan kebingungan dalam mencari Nya, kacau dalam amalnya, tidak akan menemukan nikmat-nikmatnya ibadah, dan tidak dapat menempuh jalan kezuhudan. Oleh kerana itu, bertaqwalah kepada Allah yang hanya kepada Nya anda kembali.
• Perhatikanlah, jangan sampai anda termasuk orang-orang yang dikenal oleh para jiran dan sanak saudara anda sebagai ahli kebaikan, seorang sufi, ahli zuhud, lagi ahli ibadah, padahal keadaannya di sisi Allah sebaliknya, kerana sesungguhnya Allah memberi anda balasan hanya menurut apa yang Dia ketahui dari anda, bukan menurut apa yang Dia ketahui dari anda, bukan menurut apa yang dikenal oleh manusia.
• Janganlah anda termasuk orang yang suka dengan kebaikan yang terlihat orang, yang sebenarnya hanya untuk mahkluk, padahal tidak ada pahala baginya, bahkan mendapat seksa. Janganlah pula anda termasuk orang yang meninggalkan kebaikan yang tidak terlihat orang, yang sebenarnya hanya Allah, padahal (jika ia melakukannya) akan mendapat pahala dan Allah tidak akan menyiksanya.
• Janganlah anda jadikan zuhud anda sebagai pekerjaan untuk mencari dunia, tetapi jadikanlah pekerjaan anda sebagai ibadah anda untuk mencapai pahala Akrhirat. Apabila dunia berterima kasih kepada anda dan memuji-muji anda, maka anggaplah urusan mereka itu sebagai dongengan.
• Anda melihat bahawa pada umumnya, manusia bergantung pada sarana, sedang orang yang arif bergantung pada yang menguasai sarana. Pembicaraannya tiada lain mengenai kebesaran Allah, kekuasaan Nya, kemuliaan Nya dan rahmatNya. Semua waktunya ia habiskan untuk itu hingga ia membawanya masuk ke dalam kuburnya.
• Kejadian yang menimpa seseorang di masa depan, jelas menggambarkan proses masa lalunya
• Barangsiapa yang berfikir secara mendalam dan adil mengenai kehidupan dunia, ia akan sentiasa waspada. Barangsiapa yang yakin akan betapa panjangnya perjalanan yang akan ditempuhinya, maka ia akan menyiapkan bekal sebaik-baiknya. Alangkah anehnya manusia yang yakin akan sesuatu, namun melupainya dan betapa anehnya mereka yang mengetahui bahaya sesuatu, namun ia masih menutup matanya.
• Ujian terberat bagi seseorang adalah jika ia tidak sedar bahawa dirinya sedang berdepan dengan ujian;seperti orang alim yang kagum dengan ilmunya.
• Barangsiapa yang ingin jiwanya bersih, maka bersihkanlah amal-amalnya.
• Barangsiapa yang membersihkan jiwanya, maka ia pasti dibersihkan, barangsiapa yang mengotori jiwanya, maka ia akan dicemari.

..::Ukhwah Fillah::..





Kenangan Halaqah di Gua kelam

..::Seperti Membasuh Kereta siri 2::..

Ikutkan aku, sememangnya tiada kaitan antara bertudung atau tidak dengan adab-adab berjiran. Bertudung telah menyempurnakan satu tanggungjawab sebagai Muslim. Menjaga hubungan dengan jiran adalah astau perkara lain. Tetapi, hakikatnya seorang yang sudah benar aqidahnya dan sudah sahih ibadatnya, akan terpancarlah akhlak mulia itu secara semulajadinya tanpa dibuat-buat. Tentang adat pula, sememangnya harus dipelajari kerana lain tempat,lain pula adatnya. Cuma aku lihat, ornag selalu tidak dapat membezakan adapt dengan syariat. Terkeliru dengan warisan nenek moyang dahulukala. Percambahan fikiranku terhenti di situ.
Ayah menyuruh aku memeriksa air. Ayah kata kereta lama memang harus selalu diperiksa begini. Kereta baru biasanya dihantar untuk diservis. Orang yang akan periksan untuk kita.
“Tengok minyak brek.”
“Ha? Minyak brek? Kat mana ye ayah?”
“Kan ayah dah tunjuk tadi kat mana. Awak buat apa tadi?”
Aku senyum menyeringai. Mengelamun kejap ayah. Ingin saja aku menjawab sebegitu. Ayah meminta aku mengambil minyak brek.
“Minyak brek memang warna merah ye?”
“Ni guna Dot 3. Kalau kereta baru macam Naza Bestari guna Dot 4. Warna kuning minyaknya.”
Aku mengangguk. Macam-macam lagi yang aku tidak tahu pasal kereta. Patutlah ayah selalu risau kalau aku ingin memandu jauh-jauh. Setakat melawat-lawat rumah saudar-mara sekitar bandar bolehlah,tetapi, kalau baik kampung, pasti kena berteman abang atau adik. Kini selesai memeriksa bahagian enjin kereta. Ayah masuk ke dalam rumah semula untuk mengambil topi keledar. Apabila motor ayah sudah jauh kedengaran, aku kembali dengan tugasku-membasuh kereta! Air sabun sudah ada. Kain menelap juga sudah berada di tangan. Aku terpinga-pinga bahagian mana harus dibersihkan dahulu. Aku melihat ada lumpur di bahagian bonet. Lantas aku membersihkannya dahulu. Tiba-tiba aku disergah dari belakang.
“Apa kakak buat ni. Mana boleh basuh bonet belakang dulu. Dah besar kan, takkan ayah nak cakap lagi,” adik lelakiku mengulang ayat ayah yang popular.
“Habis tu itu yang paling kotor. Kakak basuh yang tu dulu.”
“Kakak ni mana boleh suka-suka hati. nanti tak bersih kereta ni.Ni biar adik cakap, kakak ikut je.”
Analogi bersambung.
Inilah realiti dakwah. Sekalipun aku lebih tua, tetapi adik lebih berpengalaman,maka, aku harus belajar daripadanya. Seperti juga dakwah. Umur dan ‘seniority’ bukan alasan untuk tidak merujuk kepada yang lebih tahu. Realiti kawasan tempat kita pasti berbeza dengan yang lain. Matlamat yang sama tetapi cara adakalanya harus berbeza. Aku memang berfikir ikut logik tadi, tetapi ada cara yang lebih logik. Cara adik aku ternyata lebih baik walaupun matlamat kami sama iaitu kereta harus bersih. Pertama, aku harus ‘membasahkan’ kereta. Secara amalinya, aku harus meneyembur air ke seluruh kereta dan mebuang kotoran-kotoran seperti lumpur dengan air. Pancuran air yang laju akan menanggalkan kotoran. Malah, aku kini boleh melihat kesuluruhan kereta. Mana yang lebih kotor, mana yang perlu diberi perhatian semasa pembersihan. Samalah seperti kawasan kita berdakwah. Harus melihat seperti mata burung yang terbang di angkasa. Harus mengambil kira pelbagai sudut pandangan.

Thursday, July 24, 2008

..::Al-Khawarizmi Sarjana Matematik dan Astronomi::..

AL-KHAWARIZMI dilahirkan di Bukhara. Nama sebenarnya ialah Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi. Selain itu, beliau dikenali juga sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff Gelaran Al-Khawarizmi yang dikenali di Barat ialah al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-karismi, al-Goritmi atau al-Gorism. Nama al-Gorism terkenal pada abad pertengahan. Di negara Perancis pula al-Gorism
muncul sebagai Augryam atau Angrism. Di negara Inggeris pula dia dikenali sebagai Aurym atau Augrim.
Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. Dicatatkan, beliau meninggal dunia antara 220M dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad kesembilan. Dalam bidang pendidikan terbukti bahawa beliau ialah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas meliputi bidang falsafah, logik, aritmetik, geometri, muzik, kejuruteraan, sejarah Islam dan kimia.
Beliau amat terkenal sebagai guru algebra di Eropah dan menciptakan pemakaian Secans dan Tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun di Bayt al-Hikmah, Baghdad.
Beliau gemar bekerja dalam balai cerap untuk mendalami ilmu matematik dan astronomi serta pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam.
Al-Khawarizmi ialah seorang tokoh yang mula-mula memperkenalkan algebra dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematik dan menghasilkan konsep-konsep matematik yang begitu popular sehingga digunakan pada zaman sekarang.
Antara hasil karya yang telah beliau hasilkan ialah:
Sistem Nombor: Ia telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin iaitu De Numero Indorum. ‘Mufatih al-Ulum’ yang bermaksud beliau adalah pencinta ilmu dalam pelbagai bidang.
Al-Jami wa al-Tafsir bi Hisab al-Hind: Karya ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Prince Boniopagri.
Al-Mukhtasar Fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah: Diterbitkan pada 820M dan ia mengenai algebra.
Al-Jabr wa’l Muqabalah: Penggunaan secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah: Contoh-contoh persoalan matematik dan mengemukakan 800 soalan yang sebahagian daripadanya merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
Dalam bidang matematik, al-Khawarizmi telah memperkenalkan algebra dan hisab. Beliau banyak menghasilkan karya-karya yang masyhur ketika zaman tamadun Islam. Antara karya-karya yang beliau hasilkan ialah Mafatih al-Ulum. Sistem nombor adalah salah satu sumbangannya dan telah digunakan pada zaman awal tamadun Islam.
Banyak kaedah yang diperkenalkan dalam setiap karya yang dihasilkan. Antaranya ialah kos, sin dan tan dalam trigonometri penyelesaian persamaan, teorem segi tiga sama, mengira luas segi tiga, segi empat selari dan bulatan dalam geometri. Masalah pecahan dan sifat nombor perdana dan teori nombor juga diperkenalkan.
Bidang astronomi juga membuatkan al-Khawarizmi dikenali pada zaman tamadun Islam. Astronomi dapat ditakrifkan sebagai ilmu falak iaitu pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang.
Penggunaan matematik dalam astronomi sebelum tamadun Islam amat sedikit dan terhad. Ini disebabkan oleh kemunduran pengetahuan matematik yang terhad kepada pengguna aritmetik dan geometri sahaja. Al-Khawarizmi dianggap sebagai sarjana matematik yang masyhur oleh orang Islam dan ia diperakui oleh sarjana Barat. G. Sarton pernah menyatakan bahawa pencapaian-pencapaian tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur terutama al-Khawarizmi. Wiedmann pula menyifatkan al-Khawarizmi mempunyai personaliti yang teguh dan seorang yang bijaksana. Ini membuktikan al-Khawarizmi telah memberi sumbangan yang besar dalam bidang matematik dan astronomi.

..::Seperti membasuh kereta::..

Petang yang cerah. Suasana di dalam rumah kembali hidup. Masing-masing baru sahaja menunaikan solat Asar. Sebelumnya, ada yang tidur, ada yang membaca buku dan ada yang hanya merehatkan fikiran di depan televisyen. Ibu sudah bersiap-siap dengan bahan-bahan untuk membuat cucur ikan bilis. Ayah pula mengeluarkan baldi dan kain buruk. Abang masih di dalam bilik. Entah apa yang dia lakukan. Adik lelaki yang seorang itu ditugaskan untuk merumput di belakang rumah. Sekali-sekala dia pulang bercuti, kenalah mengeluarkan peluh sedikit.
Aku pula tercongok di depan beranda rumah. Melihat telatah ahli keluargaku satu persatu. Ingin sahaja aku membantu ibu di dapur kerana itulah yang paling sesuai untukku sebagai satu-satunya anak gadis di dalam keluargaku. Setelah membasuh dan menyusun pinggan mangkuk, aku kembali keluar rumah. Adik lelakiku tidak jadi merumput, dia memilih untuk meracun. Aku melihat ayah dari jauh. Terus aku mendapatkannya untuk membantunya.
Lantas dia berkata, “Boleh basuh kereta? Ayah kena keluar sekejap, nak jumpa Pak cik Kassim.” Aku tersenyum. Memanglah boleh. Tetapi bila difikirkan sudah empat tahun aku tidak mebasuh kereta. Sejak aku melanjutkan pelajaran di luar negara, aku memang tidak berkereta dan kawan-kawanku juga sama. Kami hanya menggunakan pengangkutan awam yang aku kira boleh diharapkan berbanding mutu pengangkutan awam di Malaysia.
Sebelum ayah pergi, dia menunjukkan enjin kepadaku.“Tengok sini. Kena ‘check’ dulu enjin ni. Tengok minyak ada lagi ke tak, kalau dah merah tu, pandailah-pandailah isi minyak. Jangan tahu bawa saja.”Ayah memerliku yang sememangnya hanya tahu memandu kereta sahaja. Pernah sekali kereta mati di tengah-tengah jalan, gara-gara aku terlupa mengisi minyak. Tiada petrol, kereta memang tidak boleh bergerak.
Sedang ayah menceritakan serba serbi mengenai enjin kereta, aku mula beranologi. Dakwah seperti membasuh kereta. Bermula dengan asas paling utama iaitu aqidah. Aku mengandaikan aqidah samalah seperti petrol kereta. Andai tiada petrol, kereta tidak boleh bergerak. Manakala, enjin itu seperti ibadah dan kereta itu sendiri adalah akhlak. Aku mula membayangkan kereta itu ada petrol dan ada enjin yang bagus. Tetapi bentuknya kurang menarik. Orang memang takkan membelinya. Mungkin ada yang membeli tetapi jumlahnya pasti kurang.Teringat aku tentang kereta kotak buatan Malaysia-Jaguh. Tidak laku di pasaran kerana rakyat Malaysia tidak meminati bentuk petak sebegitu. Samalah seperti dakwah. Orang-orang yang mendukungnya perlu berakhlak baik kerana akhlak yang baik itu tidaklah menjanjikan orang tertarik tetapi akhlak yang buruk itu pasti membuatkan orang menjauhinya. Kubayangkan kereta yang cantik tetapi enjinnya kurang baik. Maknanya, fitrah orang memang boleh berbudi bahasa, berpekerti mulia.selalunya orang berkata, “ Ala, si polan tu, harap saja bertudung, perangai tak senonoh juga. Lebih eloknya si polan yang tak pakai tudung seblah rumah kita ni. Tak pakai tudung pun ,selalu juga bertanya khabar, ambil berat hal-hal jiran.”

bersambung.....